Tuesday, May 3, 2022

Saad Abi Waqqas Di Mana Makamnya

Namanya adalah Sa`d bin Mâlik bin Uhaib Radhiyallahu anhu, ada yang mengatakan Ibnu Wuhaib bin Abdu Manâf bin Zahrah bin Kilab al-Qurasyiy az-Zuhri atau Abu Ishak bin Abi Waqas . Ibunya bernama Hamzah bintu Sufyan bin Umayyah, anak paman Abu Sufyan bin Harb bin Umayah. Sa’d bin Waqash Radhiyallahu anhu adalah satu di antara Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah termasuk Sahabat yang pertama-tama masuk Islam dan meninggal paling akhir. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberikan rekomendasi kepadanya bahwa dia termasuk ahli surga. Maka, tak heran jika dia termasuk mujâbud da`wah (orang yang di kabulkan doanya). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdoa. اللَّهُمَّ اسْتَجِبْ لَهُ إِذَادَعاَك Ya Allah Azza wa Jalla kabulkanlah doanya (Sa`d) jika dia berdoa


Referensi: https://almanhaj.or.id/3798-sad-bin-abi-waqash-doanya-mustajab.html

Beliau merupakan seorang pemanah yang hebat. Panahannya diceritakan sejauh sekitar 2km tak silap dan tarikan bownya adalah 200 paun. Setakat hari ini tiada lagi yang dapat memanah sejauh itu atau memecah rekod tersebut.


Busur panah Saad Abi Waqqas

MENURUT catatan resmi dari Dinasti Tang yang memerintah pada tahun 618-905 M dan didasarkan pada catatan serupa dalam buku “A Brief Study of Introduction of Islam to China” karya Chen Yuen, Islam pertama kali datang ke China sekitar tahun 30 H atau 651 M.

Disebutkan, Islam masuk ke China melalui utusan yang dikirim oleh Khalifah Usman (23-35 H / 644-656 M). Menurut catatan Tschih Lui, penulis Muslim China pada abad ke-18 dalam karyanya “Chee Chea Sheehuzoo” (Tentang Kehidupan Nabi), Islam dibawa ke China oleh sebuah delegasi yang dipimpin oleh Sa’ad bin Abi Waqqas.


Sekitar Masjid Saad Abi Waqqas di Guanzhou, China

Untuk pertama kalinya, Islam datang ke China yang dibawa oleh Sahabat Nabi bahwa Sa’ad bin Abi Waqqas, bersama dengan sahabat lainnya, di tahun 616 M. Setelah kunjungan pertamanya. Sa’ad kemudian kembali ke Saudi. Dia kembali ke China 21 tahun kemudian atau pada masa pemerintahan Utsman, dan datang dengan salinan Al-Quran.

Usman selama kekhalifahannya sedang menyalin Quran dan menyebarkannya ke berbagai tempat, demi menjaga kemurnian kitab suci ini. Pada kedatangannya yang kedua di tahun 650, Sa’ad berlayar melintasi lautan Hindi China Sea ke pelabuhan di Guangzhou.

Kemudian dia berlayar ke Chang’an atau sekarang dikenal sebagai Xi’an melalui rute yang kemudian dikenal sebagai Silk Road. Rombongan sahabat dan Sa’ad bin Abi Waqqash tiba dengan hadiah dan diterima dengan baik oleh kaisar Dinasti Tang, Kao-Tsung (650-683). Tapi Islam sebagai agama tidak secara langsung diterima oleh kaisar.

Setelah diselidiki secara menyeluruh, sang kaisar memberinya izin untuk pengembangan Islam yang ia rasakan sesuai dengan ajaran Konfusius. Namun, kaisar merasa bahwa kewajiban sholat lima kali sehari dan puasa sepanjang bulan saat Ramadhan terlalu banyak untuknya sampai dia tidak memeluk Islam.


Pintu Masuk Masjid Saad Abi Waqqas

Namun, dia mengizinkan Sa’ad bin Abi Waqqas dan para sahabatnya untuk mengajar Islam kepada orang-orang di Guangzhou. Oleh orang Tionghoa, Islam disebut sebagai liao Jiao Yi atau agama asli. Makkah disebut sebagai tempat kelahiran Buddha Ma-hia-wu atau Rasulullah (saw).

Sa’ad bin Abi Waqqas kemudian menetap di Guangzhou dan dia mendirikan Huaisheng yang menjadi salah satu tonggak sejarah paling berharga dalam sejarah Islam di China. Masjid ini menjadi masjid tertua yang ada di daratan China dan ia sudah berusia 1300 tahun berada di jalan Ta Lu Guang.


Makam Saad Abi Waqqas di Guanzhou, China

Wisatawan yang tiba di Guangzhou merasa tidak lengkap jika tidak menginjakkan kaki di makam Sa’ad bin Abi Waqqas. Namun, ada yang bilang, Sa’ad bin Abi Waqqas meninggal di Baqi ‘, dekat Madinah, dan dimakamkan makam daerah sahabat.💓